Rabu, 30 April 2014

Kegiatan Ekonomi dan Pelakunya

0 komentar
Materi 1. Kegiatan Ekonomi dan Pelakunya
A.  Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi sebagai kegiatan ekonomi utama
a.  Produksi
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang.
Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat
menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin
jasa.
Tujuan Produksi
Tujuan kegiatan produksi adalah sebagai berikut:
a)  Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarga maupun rumah tangga
produksi.
b)  Untuk mengganti barang yang rusak (aus) atau barang yang habis
c)  Untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi serta penduduk yang semakin meningkat.
d)  Untuk memenuhi pasar Internasional.
e)  Untuk mendapatkan keuntungan.
f)  Untuk meningkatkan kemakmuran.
b.  Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu
barang untuk memenuhi kebutuhan baik secara langsung maupun berangsur-angsur
Tujuan Konsumsi
1.  mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.
2.  menghabiskan nilai guna barang sekaligus.
3.  memuaskan kebutuhan secara fisik.
4.  memuaskan kebutuhan rohani.
c.  Distribusi
Distribusi merupakan setiap tindakan atau usaha yang dilakukan baik oleh
orang atau lembaga yang ditujukan untuk menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa
dari produsen ke konsumen. Produsen perlu memikirkan saluran yang bagaimana yang
akan dipilih untuk menyalurkan barang dan jasanya dengan tepat dan biaya murah.
?  Tujuan Distribusi
Tujuan distribusi adalah untuk menyampaikan barang dan jasa dari tempat
produsen ke tempat pengguna atau pemakai.
?  Fungsi Distribusi
Peranan atau fungsi distribusi adalah sebagai berikut:

1.  Memperlancar arus penyaluran barang dan jasa kepada penguna-penguna dapat
berupa produsen yang menggunakan bahan dasar maupun pengguna akhir
2.  Menyampaiakan barang dan jasa dari produsen sampai ke tangan pengguna.
?  Saluran Distribusi
1.   Distribusi langsung dari produsen ke konsumen
Perpindahan atau pergerakan material dilakukan secara langsung dari produsen ke
konsumen. Contohnya adalah peternak mengirimkan susu ternaknya langsung ke
rumah konsumen atau melalui toko pengecer miliknya sendiri dan melalui pos.
2.  Saluran tidak langsung
• Produsen – pengecer – konsumen
Contoh barang yang didistribusikan dengan cara semacam ini adalah alat-alat rumah
tangga, furniture, dan alat-alat sekolah. Terkadang produsen membuat gudang-gudang cabang untuk memenuhi permintaan produk di daerah lain.
• Produsen – grosir – pengecer
Barang yang disitribusikan dengan cara ini adalah yang tahan lama dan mudah
didapatkan seperti barang yang terbuat dari logam, obat-obatan, dan bahan makanan.
B.  Pelaku – pelaku ekonomi
a.  Rumah Tangga Keluarga/ Konsumen
Rumah tangga keluarga/ konsumen adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas
ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Rumah tangga keluarga termasuk
kelompok pelaku ekonomi yang cakupan wilayahnya paling kecil. Rumah tangga
keluarga adalah pemilik berbagai faktor produksi. Faktor-faktor produksi yang terdapat
pada rumah tangga keluarga antara lain tenaga kerja, tenaga usahawan, barang-barang
modal, kekayaan alam, dan harta tetap (seperti tanah dan bangunan). Faktor-faktor
produksi yang disediakan oleh rumah tangga keluarga akan ditawarkan kepada sektor
perusahaan.
b.  Rumah Tangga Produsen/ Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau
sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga
perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
c.  Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur
kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga keluarga dan perusahaan, pemerintah
juga sebagai pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan
distribusi.
d.   Masyarakat luar negeri

Masyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat luar
negeri. Masyarakat luar negeri juga termasuk pelaku ekonomi yang penting bagi
perekonomian, karena berhubungan dengan transaksi luar negeri. Transaksi luar
negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun juga berhubungan
dengan penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian
pinjaman.
C.  Peran dan pola interaksi pelaku ekonomi
?  Peran Pelaku Ekonomi
a.  Peran rumah tangga produsen sebagai pelaku ekonomi:
?  Sebagai Produsen: menghasilkan barang dan jasa
?  Pengguna factor produksi: menggunakan factor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
?  Agen pembangunan: membantu pemerintah dengan menjalankan
kegiatan pembangunan.
?  Sebagai distributor: sebagai mata rantai penyaluran barang dalam rangka
melayani konsumen
b.  Peran rumah tangga konsumen sebagai pelaku ekonomi:
?  Rumah tangga berperan sebagai pemasok faktor-faktor produksi
kepada perusahaan untuk kegiatan produksi.
?  Rumah tangga berperan sebagai pemakai (konsumen) barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
c.  Peran pemerintah sebagai pelaku ekonomi:
?  Peran pemerintah sebagai pengatur
?  Peran pemerintahh sebagai pengontrol
?  Peran pemerintah sebagai penguasa
?  Peran pemerintah sebagai konsumen
?  Peran pemerintah sebagai produsen/ investor
d. Peran masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi:
?  Masyarakat luar negeri sebagai konsumen
?  Masyarakat luar negeri sebagai produsen
?  Masyarakat luar negeri sebagai investor
?  Sumber tenaga ahli
?  Pola interaksi pelaku ekonomi
Dalam melakukan kegiatan ekonomi, keempat pelaku ekonomi yang telah
kita bicarakan tadi saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan ragam transaksi
yang dilakukan. Rumah tangga keluarga membeli barang-barang konsumsi dari

rumah tangga produsen. Sebaliknya rumah tangga produsen membeli faktor-faktor
dari rumah tangga keluarga. Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan
sebaliknya pemerintah membangun berbagai sarana prasarana umum yang
kesemuanya untuk kepentingan rumah tangga keluarga dan produsen.rumah
tangga keluarga, produsen, pemerintah mengekspor barang ke luar negeri.
Sebaliknya, dari masyarakat luar negeri kita juga mengimpor barang,
Materi 2. Motif Ekonomi, Politik Ekonomi dan Prinsip Ekonomi
A.  Motif Ekonomi
Motif dapat disamakan pengertiannya dengan dorongan atau alasan. Motif atau
dorongan dalam banyak hal tergantung dari beberapa faktor. Ada faktor dari dalam dan
ada faktor dari luar. Faktor pendorong dari dalam tergantung dari kepribadian seseorng.
Ada orng yang motivasinya tinggi untuk melalukan sesuatu tidak cepat merasa puas, selalu
ingin melakukan sesuatu tidak cepat merasa puas, selalu ingin menemukan hal-  hal baru
dan berani mengambil resiko. Tipe manusia seperti ini adalah tipe  manusia wirausahawan.
Sebaliknya, ada orang yang motivasinya lemah untuk berbuat sesuatu, kurang mau bisnis,
bersifat statis, suka menerima penghasilan tetap, dan cepat merasa puas menerima
keadaan. Sementara itu, faktor pendorong dari luar muncul dari lingkungan sekitar
individu, seperti keluarga, teman, suami/ istri, atau relasi. Misalnya dorongan dari keluarga
yang menyarankan seseorng untuk mencari pekerjaan yang layak atau membuka usaha
yang lain untuk meningkatkan taraf hidup.
Pengertian motif ekonomi
Motif ekonomi adalah dorongan untuk melakukan tindakan ekonomi dalam rangka
mencapai kemakmuran. Dengan motif ekonomi orang melakukan kegiatan ekonomi,
misalnya memproduksi suatu barang atau menjalankan sebuah perusahaan. Akan tetapi
yang jelas motif ekonomi mula-mula adalah dorongan untuk kesejahteraan diri sendiri dan
keluarga. Setelah hasrat diri terpenuhi barulah muncul kehendak mensejahterakan pihak
lain, atau pun tetap ada hubungannya dengan yang termotivasi.
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan
tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek :
1.  Motif intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas
kemauan sendiri
2.  Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi
atas dorongan orang lain.
Berbagai Motif Ekonomi
1.  Motif Ekonomi Individu/ perorangan
Adalah dorongan untuk kesejahteraan diri sendiri dan keluarga.
Macam motif ekonomi individu antara lain:
a.  Motif mencapai kemakmuran (meningkatkan taraf hidup)

Manusia berusaha memenuhi kebituhan hidupnya baik jasmani maupun rohani
dengan tujuan mencapai kemakmuran (keseimbangan antara kebutuhan dengan
alat pemenuhan kebutuhan). Dalam kedaan makmur manusia dapat memenuhi
kebutuhan makanan  yang bergizi, tempat tinggal yang layak, pendidikan yang
tinggi dsb.
b.  Motif memperoleh penghargaan (aktualisasi diri/ harga diri)
Motif menunjukan gengsi atau prestis dan harga diri manusia melalui dorongan
ekonomi guna memperoleh penghargaan. Misalnya: orng yang kaya selalu
berkendaraan mobil mewah agar terlihat terpandang oleh orang-orang di
sekitarnya.
c.  Motif mencapai kekuasaan ekonomi
Seorang pelaku bisnis yang sudah bersekala besar ingin lebih menguasai pasar
secara nasional dengan mendirikan cabang-cabang di setiap kota. Motif pelaku
bisnis tersebut didasari dorongan untuk mencapai kekuasaan.
d.  Motif sosial / membantu sesama
Tidak semua manusia dalam bertindak ekonomi di dorong untuk kepentingan diri
sendiri, tetapi ada pula yang berorientasi kepadakepentingan sosial guna
membantu sesama, misalya memberi sumbangn pada panti asuhan, yayasan tuna
netra dll.
2.  Motif ekonomi perusahaan
Perusahaan mempunyai tiga motif ekonomi, yaitu:
a.  Motif memproduksi barang dengan harga murah
Dalam rangka menang dalam persaingan, perusahaan memiliki motif untuk
memproduksi barang dengan harga murah tetapi mempunyai mutu tinggi.
b.  Motif mencari keuntungan
Setiap perusahaan termotivasi melakukan kegiatan adalah dalam rangkamencari
keuntungan. Dengan kata lain, perusahaan selalu  berorientasi pada keuntungan.
Keuntungan inilah yang menjadi motor penggerak dalam menjalankan usaha.
c.  Motif menjaga kontinuitas perusahaan
Perusahaan didirikan dalam waktu yang tidak terbatas, tetapi perusahaan tetap ada
jika kesinambungannya dijaga yaitu  tetap memiliki laba. Dengan demikian, pihak-pihak yang ada diperusahaan tetap dapat melakukan aktivitasnya.
B.  Prinsip Ekonomi
Pengertian Prinsip Ekonomi
Manusia dihadapkan pada pilihan atau alternatif. Dalm menghadapi pilihan tersebut
kita harus memilih mana yang paling menguntungkan. Misalnya ketika kita akan berangkat
sekolah dihadapkan pada pilian naik bis kota atau taksi. Naik bis kota tarifnya murah, tetapi

kurang nyaman dan membutuhkan waktu lebih lama, sedangkan bila naik taksi sebaliknya.
Untuk itu perlu ada pedoman dalam memilih alternatif tersebut. Dalam ekonomi, pedoman
bertindak eknomi adalah prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi  dapat diartikan dengan tindakan untuk mendapatkan hasil yang
maksimum dengan pemanfaatan biaya tertentu. Atau dengan faktor produksi tertentu
berusaha untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Prinsip ekonomi harus
diberlakukan sesuai denan faktor kelangkaan yang telah kita bicarakan sebelumnya.
Didorong engan faktor kelangkaan, maka faktor faktor produksi yang ada harus digunakan
semaksimal mungkin dalam rangka menghasilkan barang dan jasa.
Ciri- ciri prinsip ekonomi
1.  Selalu bersikap hemat
2.  Selalau menentukan skala prioritas (kebutuhan yang mendesak atau penting
didahulukan dan diurutkan sampai kebutuhan yang tidak penting dan tidak
mendesak)
3.  Selalu bertindak dengan rasional dan ekonomis (melalui perencanaan yang matang)
4.  Selalu bertindak dengan prinsip  cost and benefit  (pengeluaran biaya diikuti dengan
hasil yang ingin diperoleh)
Penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan ekonomi
1.  Prinsip ekonomi produksi
Adalah menghasilkan barang yang mendatangkan keuntungan besar, melalui:
?  Memproduksi barang yang dibutuhkan masyarakat
?  Memproduksi barang dengan biaya semaksimal mungkin
?  Memproduksi barang yang berkualitas
2.  Prinsip ekonomi penjual
Adalah berusaha memperoleh keuntungan maksimal, melalui:
?  Menjual barang yang dibutuhkan dan sesuai selera masyarakat
?  Memberi pelayangan yang baik
?  Menjual barang yang terjangkau konsumen
?  Membeli barang semurah mungkin
3.  Prinsip ekonomi konsumen
Adalah berusaha memenuhi kebutuhannya dengan tingkat kemampuan yang maksimal,
melalui:
?  Memilih barang yang benar-benar diperlukan
?  Dapat memilih barang dan jasa yang baik dan terjamin
?  Membeli barng sesuai dengan kemampuan

C.  Politik Ekonomi
Meskipun para pelku ekonomi telah menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi yang dilakukan secara hati-hati bukan berarti semua itu akan berjalan
tanpa kendala. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah perencanaan dan strategi yang disebut
sebagai kebijakan ekonomi. Starategi atau kebijakan ini biasa dikenal sebagai politik
ekonomi.
Politik adalah upaya ingin memperbaiki kehidupan masyarakat. Jadi sebenarnya
secara murni orang berpolitik tujuannya adalah memperbaiki keadaan. Politik ekonomi
adalah keseluruhan kebijakan yang dijalankan untuk memperbaiki keburukan ekonomi
yang sedang berlangsung atau untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Contoh politik ekonomi antara lain: penetapan harga maksimum, penetapan upah
minimum regional, kebijakan perdagangan internasional dengan mendorong ekspor dan
lain-lain. Contoh lainnya misalnya untuk memperbaiki inflasi maka pemerintah atau
pemegang otoritas moneter dalam hal ini Bank Indonesia akan melaksanakan politik
ekonomi yang disebut politik moneter. Politik moneter atau tindakan moneter yang
dijalankan untuk menekan laju inflasi adalah menaikkan diskonto, melaksanakan operasi
pasar terbuka, dan meningkatakan cadangan untuk bank-bank komersial.
Materi 3. Prilaku Konsumen Dan Produsen
A.  Manfaat Dan Nilai Suatu Barang
1.  Manfaat Dan Nilai Suatu Barang
Barang dan jasa diperlukan manusia karena mengandung nilai-nilai tertentu yang dapat
dimanfaatkan bagi kebutuhan hidupnya. Nilai-nilai tersebut disebut nilai guna. Nilai guna
bersifat subyektif karena nilai guna suatu barang/ jasa bagi setiap manusia berbeda.
2.  Kegunaan Benda
Suatu barang/ benda mempunyai nilai guna karena dapat digunakan sebagai alat pemuas
kebutuhan, sehingga nilai kegunaannya dapat direkayasa. Kegunaan benda dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.  Utility of form
Suatu benda akan bertambah kegunaannya apabila bentuk benda tersebut diubah dari
bentuk asalnya. Contoh: sebidang kayu akan lebih berguna bila dibuat kursi dan meja.
b.  Utility of place
Suatu benda akan bertambah kegunaannya apabila diindahkan dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Contoh: surplus hasil panen di suatu daerah mungkin akan
terbengkalai karena tidak laku dijual di daerah tersebut dan bahkan menjadi busuk.
Namun apabila hasil panen itu dipindahkan ke tempat lain, suatu daerah yang
kekurangan, maka nilai kegunaannya aka bertambah.
c.  Utility of time
Suatu benda akan bertambah kegunaannya bila dikaitkan dengan waktu penggunan
benda tersebut. Contoh: jas hujan akan berguna pada musim hujan.
d.  Utility of possessio/ ownership

Suatu benda akan meningkat kegunaannya bila terjadi perpindahan kepemilikan/
dimiliki orang yang tepat. Contoh: kamar hotel akan berguna bila disewa orang.
3.  Nilai Obyektif dan Nilai Subyektif
a.  Nilai obyektif
Yaitu nilai yang didasarkan pada barang atau jasanya. Suatu barang mempunyai
nilai obyektif karena dapat memuaskan banyak orang. Contoh: beras, tepung,
pakaian.
b.  Nilai subyektif
Yaitu nilai yang didasarkan pada sudut pandang/ kepentingan orang yang
membutuhkannya.
c.  Nilai Pemakaian dan Penukaran
1)  Nilai Pemakaian (value in use)
Yaitu nilai barang/ jasa yang digunakan orang-orang untuk memuaskan
kebutuhan hidupnya
2)  Nilai penukaran
Yaitu penghargaan terhadap barang/ jasa karena dapat ditukarkan dengan
barang/ jasa lain.
Suatu barang/ jasa baru akan mendapatkan penghargaan, bila:
-Manusia memerlukan barang/ jasa tersebut
-Barang/ jasa diperkirakan dapat dipergunakan untuk memuaskan kebutuhan manusia
-Persediaan barang/ jasa tersebut jumlahnya terbatas.
B.  Perilaku Konsumen
1.  Konsumsi
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi/ menghabiskan faedah suatu benda
dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
a.  Ciri-ciri dan pembagian benda konsumsi
1)  Ciri-ciri benda konsumsi, yaitu:
a)  Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
b)  Manfaat, nilai, ataupun volume benda-benda yang digunakan tersebut akan
habis sekaligus/ berangsur-angsur.
2)  Benda konsumsi dapat dibedakan menjadi:
a)  Benda yang habis dalam sekali pemakaia. Contoh: makanan, minuman,
dan obat-obatan.
b)  Benda yang pemakaiannya berulang-ulang atau pemakaiannya dalam
waktu relatif lama. Contoh: baju, tas, dan sepatu.
b.  Tujuan kegiatan konsumsi
Adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung.
c.  Pola konsumsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi faktor pola konsumsiseorang konsumen,
antara lain:
1)  Penghasilan
2)  Pendidikan
3)  Tempat tinggal dan iklim
4)  Agama/ kepercayaan
5)  Umur
6)  Kebangsaan
7)  Pekerjaan
2.  Konsumen
Adalah pihak yang membutuhkan barang/ jasa sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
a.  Penggolongan konsumen
Berdasarkan kenyataan yang ada di pasar, kita dapat membagi konsumen menjadi
3, yaitu:
1)  Konsumen akhir
Yaitu pembeli di pasar umum (cosumer market) di pasar tradisional maupun
modern. Terdiri dari keluarga rumah tangga konsumsi.
2)  Konsumen industri
Yaitu pembeli di pasar industri (industrial market), yakni pasar khusus barang-barang untuk keperluan industri, seperti bahan baku produksi, perlengkapan
produksi, dan peralatan industri. Terdiri orang-orang dari rumah tangga
perusahaan/ produksi.
3)  Konsumen antara penjual/ pedagang.
Yaitu para pembeli di pasar ulang (reseller market), yakni pasar pedagang
perantara/ pasar penjual ulang. Terdiri orang-orang dan wakil perusahaan yang
disebut sebagai perantara dalam penjualan, perdagangan, makelar, distributor,
dll.
b.  Watak konsumen
Menurut Koler (1984) para konsumen terpengaruh oleh:
1)  Sifat-sifat budaya
2)  Kebudayaan (culture) adalah sumber paling dasar dari keinginan dan tingkah
laku seseorang.
3)  Sosial
4)  Pribadi
Faktor yang mempengaruhi seorang konsumen:
a)  Usia dan tahapan siklus hidup
b)  Pekerjaan
c)  Keadaan ekonomi/ penghasilan
d)  Gaya hidup dan selera
e)  Kepribadian dan konsep diri
5)  Psikologis
Faktor utama yang mempengaruhi pembeli:
a)  Motivasi
b)  Persepsi
c)  Belajar
d)  Kepercayaan
3.  Teori Perilaku Konsumen
Adalah upaya orang-orang untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhannya, baik barang
atau jasa, melalui upaya pemenuhan sendiri maupun dengan menggunakan daya beli
yang dimiliki.
a.  Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal
1)  Nilai guna total ( total utility)
Yaitu tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen saat/ setelah mengkonsumsi
sejumlah barang/ jasa tertentu secara keseluruhan. Contoh: suatu
kecenderungan pembelian durian di tiap kios buah dan supermarket, pada
Minggu I jumlah durian yang terjual oleh pemasok adalah 15 ton dan Minggu
II 20 ton, berarti nilai guna total durian sebesar 5. Hal ini menunjukkan
meningkatnya kepuasn total konsumen terhadap durian.

2)  Nilai guna marjinal ( marginal utility)
Yaitu perubahan kepuasan yang dinikmati dari setiap barang/ jasa yang
dikonsumsi. Contoh: suatu potong kue I mempunyai nilai guna total 20,
kemudian satu potong II menghasilkan nilai guna total 35, sehingga nilai guna
marjinalnya adalah 15.
b.  Nilai Guna dan Kepuasan
Teori kardinal dan masalah kepuasan
Disebut sebagai teori nilai guna dengan mengkuantifikasikan ( menghitung
tingkat) kepuasan.
1)  Kepuasan yang semakin menurun (Hukum Gossen I)
Contoh: dalam kehidupan sehari-hari adalah bila seseorang mengkonsumsi air
minum. Bagi oarang yang sedang haus, air dalam gelas I mempunyai nilai
yang sangat tinggi karena mampu melepaskan kehausannya. Kemudian air
gelas II masih mempunyai nilai tinggi karena akan memenui kepuasannya.
Namun kepuasan dari air dalam gelas berikutnya sudah berkurang. Apalagi
kalau ditambah dengan air gelas berikutnya, sudah dianggap tidak memuaskan
lagi.




Bunyi Hukum Gossen I: Hukum Nilai guna marginal yang semakin menurun
“Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara
terus menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun
semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya
mencapai batas jenuh”
2)  Dampak penurunan ilai guna total terhadap nilai marjinal
Hukum Gossen I memperlihatkan turunnya kepuasan setelah melampaui
tngkat kepuasan maksimal. Dampak dari penurunan nili guna total ini
berbanding lurus dengan nilai marjinal. Sehingga apabila nilai guna total turun
maka nilai guna marjinal juga turun”.
3)  Keseimbangan nilai guna (Hukum Gossen II)
Contoh: jika seseorang merasakan lapar dan haus maka ia butuh makanan dan
minuman untuk memenuhi kebutuhannya. Ia kemudian membeli makanan dan
minuman sampai ke batas kekenyangannya. Seandainya uangnya sisa ikan dia
gunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Bunyi Hukum Gossen II:
“pada dasarnya, orang berusaha supaya kebutuhannya yang berbagai
jenis itu dipenuhi secara harmonis. Dengan kata lain setiap orang akan
berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya sedemikian rupa, hingga
dicapai suatu keseimbangan”.
Dengan kata lain :
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis
barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen
tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio

marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang
dikonsumsinya.”



C.  Perilaku Produsen
1.  Produksi
Adalah kegiatn menambah faedah suatu benda/ menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
a.  Tujuan kegiatan produksi
Adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Kemakmuran tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
b.  Faktor-faktor produksi
Yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Antara lain:
1)  Alam
Ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta yang dapat digunakan dalam
proses produksi.
2)  Tenaga kerja
Merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
menjalankan kegiatan produksi.
3)  Modal
Sebagai penunjang dalam mempercepat/ menambah kemampuan dalam
memproduksi.
4)  Keahlian
Merupakan faktor yan sangat penting dalam menentukan maksimal/ tidak hasil
suatu proses produksi.
c.  Macam-macam sifat produksi yang dapat dipilih produsen:
1)  Produksi satuan
2)  Produksi masa
3)  Produksi seri
4)  Produksi pesanan

2.  Produsen
Adalah para individu/ badan yang mempunyai kegiatan membuat barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, mendistribusikannya, serta menjualnya kepada
konsumen.
3.  Teori Perilaku Produsen
Erat kaitannya dengan:
-Menjadi kreator dan desainer dalam penciptaan barang/ jasa.
-Memilih, mengkombinasikan faktor-faktor produksi dan teknologi, serta
mendyagunakan secara efisien.
-Memilih tempat dan menata letak mesin untuk proses produksi.
-Melaksanakan proses produksi untuk meningkatkan daya guna barang/ jasa dan
memperbanyak persediaan barang/jasa untuk kepentinga masyarakat.
-Mendistribusikan dan menjual barang/ jasa kepada konsumen.
a.  Klasifikasi faktor produksi
1)  Faktor produksi tetap
Yaitu faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu.
Contoh: gedung dan mesin.
2)  Faktor produksi variabel
Yaitu faktor produksi yang dapat diubah dengan cepat dalam jangka pendek.
Contoh: tenaga kerja dan bahan baku.
Keputusan yang diambil produsen berkaitan dengan penggunaan faktor produksi
dapat dibedakan atas dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
b.  Perluasan produksi
Dapat dilakukan dengan jalan menambah faktor produksi (ekstensifikasi) atau
meningkatkan produktivitasnya (intensifikasi). Peningkatan produksi dapat dilakukan
dengan sarana yang ada dengan memperhatikan:
1)  Keterbatasan faktor produksi
2)  Besar kecilnya pengaruh penambahan input terhadap output.
Dalam meningkatkan produksi pertanian, perlu diteliti kombinasi penambahab
input yang diperkirakan akan memberikan output paling besar (paling maksimal)
3)  Produk total, produk marjinal, produk rata-rata
Jumlah output yang dihasilkan selama periode waktu tertentu disebut sebagai
produk total (total product -TP). Sedangkan pertambahan output yang dihasilkan
dari pertambahan satu unit faktor produksi variabel (misal: tenaga kerja)
dinamakan produk marjinal (marginal product-MP). Jika produk total dibagi dengan
jumlah faktor produksi variabel yang digunakan untuk memproduksi, maka akan
dihasilakn produk rata-rata (average product-AP). Bentuk matematisnya dapat
ditulis:



4)  Hukum produk marjinal yang semakin menurun
Mula-mula penambahan jumlah pekerja tentu akan meningkatkan hasil
produksi. Namun jika pekerja terus ditambah, tempat/ lahan produksi menjadi
terlalu sesak oleh pekerja dan hasil kerja mereka tidak lagi maksimal.



5)  Hubungan antara produk total, produk marjinal, dan produk rata-rata
Di titik A produk marjinal mencapai nilai maksimal, sedangkan kurva produk
total berubah bentuknya dari cenbung menjadi cekung terhadap titik nol
(origin).

Di titik B produk rata-rata mencapai nilai maksimal. Kurva produk marjinal
memotong produksi total bersinggungan dengan garis lurus dari titik origin
dengan slope terbesar.
Di titik C, ketika produk total mencapai angka maksimal, besarnya MP adalah
nol.
Materi 4. Permintaan dan Penawaran
A. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang dan jasa yang diinginkan untuk dibeli atau dimiliki pada
berbagai tingkat harga yang berlaku di pasar dan waktu tertentu.
Contoh:
Seorang siswa SMU Terbuka membutuhkan buku tulis, yang berasal dari uang saku yang
dikumpulkan. Di toko buku siswa tersebut mengadakan tawar-menawar dan disepakati harga
sebuah buku Rp.2.500,00 dengan isi 40 lembar. Sesuai dengan kemampuannya, maka siswa
tersebut membeli 4 buah buku tulis. Contoh  tersebut di atas adalah contoh permintaan
perseorangan. Jika dalam satu sekolah buku tersebut pada harga Rp.2.500,00, jumlah pembeli
100 orang dengan jumlah yang dibeli 500 buah, merupakan contoh permintaan pasar.
Permintaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam:
1.  Permintaan absolut (absolut demand).Permintaan absolut adalah seluruh permintaan
terhadap barang dan jasa baik yang bertenaga beli/berkemampuan membeli, maupun yang
tidak bertenaga beli.
2.  Permintaan efektif (effective demand)Permintaan efektif adalah  permintaan terhadap
barang dan jasa yang disertai kemampuan membeli.
B. Hukum Permintaan
Hukum permintaan tidak berlaku mutlak, tetapi bersifat tidak mutlak dan dalam keadaan cateris
paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap). Hukum permintaan “apabila  harga mengalami
penurunan, maka jumlah permintaan akan naik/bertambah, dan sebaliknya apabila harga
mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan akan turun/berkurang”.
Hukum permintaan berbanding terbalik dengan harga.
Contoh:
Jika harga kendaraan turun dari mahal ke murah, jumlah yang membeli semakin banyak dan
sebaliknya jika harga kendaraan naik dari murah ke mahal, maka jumlah yang membeli semakin
sedikit.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
1.  Harga barang itu sendiri
Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap
jumlah barang ya Pendapatan masyarakat
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya
pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. ng
diminta
2.  Intensitas kebutuhan
Mendesak/tidaknya atau penting tidaknya kebutuhan seseorang terhadap barang/ jasa,
mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan primer, lebih penting dibanding kebutuhan
sekunder. Kebutuhan sekunder lebih penting dibanding tertier, sehingga pengaruhnya
terhadap jumlah permintaan berbeda
3.  Distribusi Pendapatan
Makin merata pendapatan, maka jumlah permintaan semakin meningkat, sebaliknya
pendapatan yang hanya diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu, maka secara
keseluruhan jumlah permintaan akan turun
4.  Pertambahan penduduk

Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak penduduk, maka
jumlah permintaan akan meningkat.
5.  Selera (Taste)
6.  Perkembangan mode, pendidikan, lingkungan akan mempengaruhi selera masyarakat, yang
akan mempunyai pengaruh terhadap jumlah permintaan.
7.  Barang pengganti (substitusi)
Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Pada saat harga
barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah permintaan akan dipengaruhinya
Contoh:
Pada saat harga beras naik sangat tinggi, maka masyarakat yang tidak mampu akan beralih
membeli jagung sebagai pengganti beras.
D. Kurva Permintaan
Kurva ini menggambarkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah barang yang diminta.
Kurva ini menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang berarti bahwa makin rendah harga (P),
makin banyak jumlah yang diminta (Q). Mengapa demikian, karena
Orang yang mula-mula tak mampu membeli, dengan harga turun maka menjadi mampu
membeli atau dari pembeli potensiil menjadi pembeli riil.
Orang yang tadinya membeli barang lain karena tingkat kemampuannya, sekarang menjadi
membeli karena mampu.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas dapat dibuat kurva yang menunjukkan jumlah barang
yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga sebagai berikut



E. Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan digambarkan dengan anggapan cateris paribus, masih  ingatkan, apa artinya?
Jika faktor-faktor lain berubah, maka kurva permintaan juga akan mengalami
perubahan/pergeseran.
Kurva permintaan dapat berubah karena:
Perubahan Harga
Perubahan harga mengakibatkan perubahan permintaan, yaitu:
a. Jika harga naik, maka jumlah permintaan akan berkurang. Kurva akan bergeser ke kiri.
b. Jika harga turun, maka jumlah permintaan akan naik. Kurva akan bergeser ke kanan.
Contoh 1:
Pada saat harga Rp.30,00 jumlah permintaan 50 unit. Harga naik menjadi Rp.40,00 jumlah

permintaan turun menjadi 30 unit. Pada saat harga turun menjadi Rp.20,00, maka permintaan
meningkat menjadi 70 unit.
Pergeseran kurva permintaan akibat dari perubahan harga.
A. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang dan jasa yang disediakan untuk dijual pada berbagai tingkat
harga pada waktu dan tempat tertentu.
Jumlahnya penawaran sebagai akibat adanya permintaan dan sebaliknya, sehingga antara
penawaran dan permintaan tidak dapat dipisahkan.
Apabila harga naik, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan meningkat/bertambah. Jika harga
barang/jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan berkurang/ turun.
B. Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang.Hukum ini juga tidak berlaku
mutlak cateris paribus. Dengan demikian terjadi perbedaan antara hukum penawaran dengan
hukum permintaan.
Coba bedakan di antara keduanya!
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi jumlah yang Ditawarkan
1.  Seperti permintaan, penawaran juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu:
2.  Biaya produksi (input)
3.  Tinggi/rendahnya biaya produksi akan mempengaruhi harga jual yang pada akhirnya akan
mempengaruhi jumlah yang ditawarkan.
4.  Harapan keuntungan
5.  Tingkat keuntungan produsen, besar kecilnya laba akan menentukan harga jual.
Keuntungan yang besar akan diperoleh jika  harga barang murah, sehingga jumlah
penawaran meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan
6.  Kebutuhan akan uang tunai
7.  Mendesak atau tidaknya kebutuhan uang tunai bagi perusahaan akan berpengaruh kepada
harga jual yang akhirnya berpengaruh pada jumlah penawaran barang/jasa
8.  Harapan harga masa yang akan dating
9.  Bagi produsen yang mampu menahan barang untuk dijual pada saat harga dianggap lebih
menguntungkan, produsen akan menahan barang, sehingga mempengaruhi jumlah
penawaran
D. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan
jumlah barang/jasa yang ditawarkan.
Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang menunjukkan bahwa jika harga
barang tinggi, para penjual/produsen akan menjual dalam jumlah yang lebih banyak. Agar lebih
jelas, ikuti contoh berikut dengan seksama.



Fungsi Permintaan






Read more ►

Materi Kelompok Sosial

0 komentar
BAB 4
KELOMPOK SOSIAL


I. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Definisi menurut beberapa ahli:
1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok social sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

2. Soerjono Soekanto, kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbale balik dan saling mempengaruhi
3. Hendropuspito, kelompok social sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Dapat disimpulkan bahwa kelompok social adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan cirri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya

SYARAT KELOMPOK SOSIAL
1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tsb.
2. Adanya hubungan timbal balik antaranggota 
3. Adanya faktor pengikat, seperti kesamaan ideologi, kesamaan kepentingan atau kesamaan nasib 
4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku
5. Bersistem dan berproses 

B. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
1. Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain
2. Memiliki stuktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu
3. Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi di antara para anggotanya 

II. DASAR PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL
1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
Misalnya : kelompok arisan, kelompok seniman, kelompok olahragawan
2. Faktor darah dan keturunan yang sama (Common Ancestry) 
Misalnya : kelompok keturunan Arab, kelompok keturunan Cina 
3. Faktor geografis
Misalnya : masyarakat yang tinggal di daerah Pantai membentuk kelompok nelayan
4. Faktor daerah asal yang sama
Misalnya : KMJB (Keluarga Mahasiswa Jabar), Keluarga Besar Minang

III. MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL

A. Klasifikasi menurut cara terbentuknya
1. Kelompok semu 
Ciri-ciri kelompok semu :
- Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan
- Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
- Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
- Tidak ada kesadaran berkelompok
- Kehadirannya tidak konstan 
a. Kerumunan 
Bentuk-bentuk kerumunan
• Formal audience / khalayak penonton / pendengar resmi: mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi sifatnya sangat pasif
Contoh : penonton boiskop, hadirin suatu khotbah
• Planned expressive group : kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetepi mempunyai persamaan tujuan serta kepuasan yang dihasilkan
Contoh : orang yang berdansa, berpesta dan berekreasi
• Inconvenient causal crowds: kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama
Contoh : orang antri karcis, orang yang menunggu bis 
• Panic causal crowds / kerumunan panik: orang-orang dalam keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya
• Spectator causal crowds / kerumunan penonton : terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, hampir sama dengan khalayak penonton tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan 
• Acting lawless crowds / acting mob / kerumunan emosional : mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma social
• Immoral lawless crowds / kerumunan tak bermoral : segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup 

b. Massa 
Ciri-ciri massa
• Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial 
• Anonim dan heterogen 
• Tidak terdapat interaksi dan interelasi 
• Tidak mampu bertindak secara teratur 
• Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi) 

c. Publik 
Ciri-ciri publik (khalayah ramai) 
• Kelompok yang tidak teratur 
• Interaksi secara tidak langsung melalui media massa 
• Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu 
• Anonim dan terdiri atas berbagai lapisan masyarakat 
• Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah 
• Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap suatu masalah
• Berusaha menguasai masalah tsb
• Adanya kecenderungan mereka berfikir rasional 

2. Kelompok nyata 
a. Statistical Group (Kelompok Statistik) 
Ciri-ciri kelompok statistik 
• Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak / spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya 
• Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu 
• Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus 
• Tidak ada kesadaran berkelompok
• Kehadirannya konstan 
b. Societal Group (Kelompok Sosieta)
Ciri-ciri kelompok sosieta
• Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya 
• Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu 
• Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi
• Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok
• Kehadirannya konstan 
c. Social Group (Kelompok Sosial)
Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena adanya unsure-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama.
Memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus.
Contoh: tetangga, teman
d. Associational Group (Kelompok Assosiasi)
Ciri-ciri kelompok asosiasi
• Direncanakan atau sengaja dibentuk
• Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
• Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus
• Adanya kesadaran kelompok yang kuat
• Kehadirannya konstan
Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuang angkatan bersenjata
B. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota
Menurut Ferdinand Tonnies:
a. GEMEINSCHAFT (PAGUYUBAN)
Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal 
Bentuk gemeinschaft
• Gemeinschaft by blood (ikatan darah) 
Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan
• Gemeinschaft of place ( tempat)
Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga
• Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang sama 
b. Gesselscaft (patembayan) : ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka
Ciri-ciri gesselshaft :
• Hubungan terbatas pada urusan tertentu
• Hubungan antar peran dan status
• Bersifat publik life 

C. Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan 
a. Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya
b. Kelompok informal : terbenhtuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama 

D. Klasifikasi menurut pendapat Merton
a. Membership group
merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut
b. Reference group
kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.

E. Klasifikasi menurut sudut pandang individu
a. In group (kelompok sendiri)
kelompok social tempat individu mengidentifikasikan dirinya
b. Out group (kelompok luar)
kelompok yang menjadi lawan in group, menjadi dasar munculnya sikap etnosentris

F. Klasifikasi menurut kualitas hubungan antar anggota
a. Kelompok primer
Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat informal
b. Kelompok sekunder
suatu kelompok yang hubung antaranggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.


BAB 5
DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL


I. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

- Menurut Floyd D, dinamika kelompok merupakan analisis hubungan kelompok-kelompok social dimana tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi social tertentu.
- Ruth Benedict, persoalan yang dikaji dalam dinamika kelompok social adalah:
• Kohesi atau persatuan, akan terlihat tingkah laku para anggota dalam suatu kelompok (proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan,dan nilai-nilai dalam kelompok)
• Motif atau dorongan, berkisar pada perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok (kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok)
• Struktur, terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, dan pemabgian tugas
• Pimpinan, pimpinan sangat penting pada kehidupan kelompok social (bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, dan system kepemimpinan
• Perkembangan kelompok, dapat dilihat dari perubahan dalam kelompok, perpevahan kelompok, keinginan anggota untuk tetap berada dalam kelompok, 

Beberapa alasan penting mempelajari dinamika kelompok sosial :
• Kelompok sosial merupakan kesatuan-kesatuan soaial yang selalu ada dalam setiap masyarakat.
• Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan yang relevan 

II. Faktor pendorong dinamika kelompok social

1. Faktor pendorong dari luar kelompok
 Perubahan situasi social
§
Seperti pemekaran sebuah wilayah, masuknya industrialisasi ke pedesaan, dan adanya penemuanp-penemuan baru
 Perubahan situasi ekonomi
§
Masyarakat perkotaan memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding masyarakat pedesaan
 Perubahan situasi Politik
§
Pergantian elite politik menyebabkan perkembangan kelompok-kelompok social masyarakat,

2. Faktor pendorong dari dalam
 Adanya konflik antaranggota kelompok
§
Menyebabkan keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial
 Adanya perbedaan kepentingan
§
Kelangsungan kelompok akan terancam, karena anggota yang tidak sepaham akan berusaha memisahkan diri
 Adanya perbedaan paham
§
Perbedaan paham akan mempengaruhi kelompok social secara keseluruhan


III. PROSES PERKEMBANGAN BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL

1. KELOMPOK KEKERABATAN
Merupakan kelompok social terkecil dalam masyarakat.
Menurut William Goode, macam keluarga:
 Keluarga inti/keluarga batih/nuclear family: terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah
§
 Keluarga luas/extended family: keluarga inti yang berkembang menjadi hubungan darah yang meluas menjadi kekerabatan
§
Menurut Clayton, mecam keluarga:
 Keluarga konsanguinal : menekankan pada pentingnya ikatan-ikatan darah, seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya dianggap lebih penting daripada ikatan antara suami atau isterinya
§ 
 Keluarga konjugal : keluarga yang lebih mementingkan hubungan perkawinan (suami dan isteri) daripada ikatan dengan orang tuanya
§
Tipe keluarga yang lain:
 Kelurga orientasi ( family of orientation): jika individu dilahirkan olah pasangan suami istri kelurga ybs / keluarga dimana individu dilahirkan dan mengalami proses sosialisasi yang terpenting (individu sebagai anak)
§
 Keluarga prokreasi (family of proceation): apabila seseorang yang mula-mula dari keluarga orientasi, kemudian terjadi perkawinan beralih menjadi kelurga prokreasi
§ 

2. Kelompok okupasional
Kelompok-kelompok profesi yang terdiri dari kalangan profesional yang memiliki etika profesi

3. Kelompok Volunteer
Terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya.
Kelompok volunter memenuhi kebutuhan anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu kepentingan masyarakat umum.
Contoh : Kelompok volunter di Indonesia adalah KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu)

4. Masyarakat pedesaan (Rural Community)
Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang umumnya memiliki mata pencaharian bertani atau berkebun. Sestem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan mempunyai hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya.
Pedrubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola pikir masyarakatnya terutama pola generasi tua yang mendasarkan pada tradisi.
Ditambah lagi kurangnya proses pemerataan pembanguna dan informasi menimbulkan kondisi yang kontras antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan

5. Masyarakat perkotaan
Masyarakat kota merupakan kelompok social yang mendiami wilayah yang luas, bermatapencaharian sector industry, jasa dan perdagangan.
Keanggotaan tidak saling mengenal, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.
Karena mempunyai tatanan nilai yang heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama dan adat istiadat, menjalankankan fungsi administrative dan pusat komersial dan bahkan pusat konsentrasi kegiatan yang menjadi indicator modernisasi menyebabkan kota menjadi daya tarik bagi warga desa untuk melakukan urbanisasi.

Faktor pendorong Urbanisasi
 Sempitnya lapangan pekerjaan di desa
§ 
 Adanya generasi muda yang ingin memperbaiki kehidupan dan membebaskan diri dari adat-istiadat
§ 
 Kesempatan menambah ilmu di desa sangat terbatas
§

Faktor penarik Urbanisasi
 Kota adalah pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, administratif dan industri
§ 
 Kota menghimpun modal yang lebih besar
§ 
 Kota memberikan peluang yang tidak terbatas
§ 
 Industrialisasi di kota menambah peluang lapangan kerja yang lebih banyak
§

Faktor penyebab masyarakat kota bersifat dinamis :
 Faktor pendidikan
§ 
Stratifikasi social didasarkan pada keahlian yang diperoleh melalui pendidikan
 Urbanisasi
§
Kalompok social berubah karena dengan adanya urbanisasi menyebabkan penduduk kota banyak, pengangguran banyak, tingkat kriminalitas tinggi, tidak mudah percaya terhadap orang lain, dan sikap individualistis 
 Komunikasi
§ 
Informasi dan komunikasi semakin cepat melalui berbagai media memberikan informasi yang dapat mendorong perkembangan dan perubahan masyarakat kota
 Industrialisasi dan mekanisasi
§
Menyebabkan masyarakat kota tergantung kepada mesin-mesin yang telah meringankan pekerjaan. Adanya spesialisais pekerjaan menyebabkan masyarakat kota ahli dalam bidang tertentu dan kurang mampu pada pekerjaan yang lain

Perkembangan masyrakat kota ditijau dari berbagai aspek:
• Aspek ekonomi
Perkembangan ekonomi dapat dilihat dari pembangunan pasar swalayan, alat pembayaran tidak hanya uang (dengan kartu kredit)
• Aspek social
Kelompok kekerabatan mulai memudar diganti kelompok berdasarkan kepentingan yang sama, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.
• Aspek politik
Masyarakat mulai tanggap dan kritis terhadap kehidupan politik, sehingga lebih dinamis.
• Aspek budaya
Keterbukaan terhadap dunia luar menyebabkan masyarakat kota merasa lebih modern bila mengadaptasi budaya asing dan mulai meninggalkan budaya tradisional

Dampak perkembangan masyarakat kota:
1. Dampak positif
• Tingkat pendidikan lebih merata
• Kominikasi dan informasi lebih cepat dan mudah
• Profesionalitas lebih terjaga
• Pembangunan dalam berbagai bidang lebih terjamin
2. Dampak negative
• Munculnya sikap individualistis
• Memudarnya nilai kebersamaan
• Munculnya sikap kurang mempercayai pihak lain
• Memudarnya perhatian terhadap budaya local dan budaya nasional terutama para generasi mudanya


BAB 6
MASYARAKAT MULTIKULTURAL


I. PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

a. Menurut J.S Furnivall
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam satu kesatuan politik
b. J. Nasikun
Masyarakat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memilki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga system nilai dari kesatuan-kedsatuan social serta sering munculnya konflik-konflik social
c. Menurut Van den Berg
Masyarakat multicultural memiliki karakteristik :
• Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
• Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
• Kurang mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai social yang bersifat mendasar
• Relative sering terjadi konflik diantara kelompok yang ada
• Secara relative integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
• Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

Ciri-ciri masyarakat multicultural secara umum:
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan
n & kompleksifitas kehidupan .
 Adanya perlakuan yan g sama terhadap semua komunitas baik yang mayoritas maupun minoritas .
n
 Kesederajatan kedudukan dalam keaneragaman dan perbedaan secara individu / kelompok .
n
 Penghargaan yan g tinggi terhadap HAM dan saling menghormati .
n
 Adanya kebersamaan , kerjasama dan hidup berdampingan
n 

Jenis-jenis masyarakat multikultur/majemuk
1. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang memiliki kekuatan kompetisi seimbang

2. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang
3. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan
Kelompok minoritas memiliki kekuatan kompetitif di atas yang lain sehingga mendominasi politik dan ekonomi
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Tidak ada satu kelompokpun mempunyai posisi politik atau ekonomi dominan


II. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MASYARAKAT MULTIKULTURAL INDONESIA
1. Keadaan geografis
Terdiri dari 17 ribu pulau merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya multicultural suku bangsa di Indonesia
2. Pengaruh kebudayaan asing
Karena terletak di jalur perlintasan menungkinakan penyebaran agama dan kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang
3. Kondisi iklim yang berbeda
Perbedaan tempat tinggal, dipantai dan dipedalaman, perbedaan curah hujan dan kesuburan menyebabkan masyarakat Indonesia berbeda.

Integrasi masyarakat Indonesia dalam kesatuan wilayah Republik Indonesia dipicu oleh peristiwa:
1. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit telah mempersatukan suku bangsa-suku bangsa Indonesia dalam kesatuan politis, ekonomis dan social.
2. Kekuasaan kolonialisme Belanda selama tiga setengah abad telah menyatukan suku bangsa-suku bangsa di Indonesia dalam satu kesatuan nasib dan cita-cita
3. Selama pergerakan nasional, para pemuda Indonesia telah menolak menonjolkan isu kesukubangsaan dan melahirkan Sumpah Pemuda 
4. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia RI 17 Agustus yang mendapat dukungan dari semua suku bangsa di Indonesia yang mengalami nasib yang sama di bawah penjajahan Belanda dan Jepang.

III. KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI INDONESIA

Menurut Koentjaraningrat, klasifikasi keanekaragaman warna masyarakat dan kebudayaan di Indonesia adalah:
1. Tipe Masyarakat berdasarkan system berkebun yang sangat sederhana
2. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah
3. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah dengan orientasi kota
4. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya
5. Tipe masyarakat perkotaan 
6. Tipe masyarakat metropolitan

Pengelompokan dalam beberapa kelompok tertentu:
1. kelompok etnis
Bentuk kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap dan system politik serta telah mengembangkan subkulturnya sendiri.
Kelompok etnis yang ada di Indonesia:
• Pulau Sumatra (suku Aceh, Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawai, Nias, Palembang, Lampungh)
• Pulau Kalimantan (suku Dayak, Banjar, Melayu)
• Pulau Jawa (suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger, Betawi)
• Pulau Sulawesi (suku Minahasa, Sangir, Bolang Mangondo, Gorontalo, Toraja, Bugis, Makasar, Mandar)
• Pulau Bali (suku Bali Aga, orang Bali pendatang)
• Pulau Maluku (suku Ambon, Kei, Tual, Dobo, Morotai)
• Pulau Papua (suku Waigeo, Bantanta, Timika, Asmat, Dani, Kubu Anak dalam)
• Pulau Nusa Tenggara (suku Sasak, Dompu, Helong, Timor, Lio, Alor)

2. Kelompok keagamaan
Indonesia terdiri atas banyak pemeluk umat beragama.

3. Kelompok social berdasarkan stratifikasi social
Stratifikasi tidak hanya mendasarkan pada aspek ekonomi saja, tetapi orang mulai berlomba menaikkan status social dengan pendidikan

IV. MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1. Kesenjangan Multidimensional
Terdapat kesenjangan hamper semua aspek kehidupan.
a. Kesenjangan aspek kemasyarakatan
Mencakup penyelenggaraan organisasi social, system politik, dan system hokum
b. Kesenjangan sosiografis antara pulau Jawa dan pulau-pulau di Indonesia
Kesenjangan dalam hal kepadatan penduduk, kemajuan pendidikan, dan tingkat kemakmuran serta keterlibatan dalam komunikasi serta telekomunikasi nasional maupun internasional
c. Kesenjangan yang berkaitan dengan aspek materiil
Perkembangan industrialisasi yang terkonsentrasi di Pulau Jawa telah memperbesar kesenjangan Jawa dan luar Jawa.
d. Kesenjangan antara mayoritas dan minoritas
• Kesenjangan antara pribumi dan non pribumi
• Kesenjangan antara penganut agama mayoritas dan penganut agama minoritas
• Kesenjangan antara kaya dan miskin
• Kesenjangan dalam bidang sosiokultural yang menyangkut struktur piramida kekuasaan

2. Konflik antaretnis dan antarpemeluk agama yang berbeda
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang etrgolong pribumu dengan kelompok suku bangsa yang etrgolong pendatang, yang diakibatkan oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang(oknum) yang bertindak sebagai preman dan criminal yang telah mendominasi hamper keseluruhan bidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror
Dampak dari pendominasian kekerasan dan terror:
a. kemunculan kesadaran dan kemantapankesukubangsaan pada mereka yang merasa ditidakadili dan yang menjadi tidak berdaya sebagai lawan dari kesukubangsaan para preman dan orang-orang yang tergolong sebagai suku bangsa preman
b. Kemunculan dan kemantapan stereotif dan prasangka terhadap mereka yang tergolong suku bangsa preman dan pelaku criminal yang didasari oleh kebencian yang mendalam.
c. Munculnya perlawanan secara perorangan dan kelompok-kelompok kecil dari masyarakat terhadap dominasi preman dan pelaku criminal.

V. Perkembangan Keanekargaman dalam Masyarakat

Interaksi yaitu berkumpulnya anggota kelompok yang berbeda dalam satu kelompok sosial yang sama. Suatu kelompok social berdasarkan atas persamaan daerah, suku bangsa, agama, ras, dan lapisan social sehingga dapat disatukan menjadi sebuah kelompok social.
Dalam kelompok social itu terjadi persilangan ( interseksi ) maupun konsolidasi, misalnya antara Klan dan suku bangsa. Keadaan demikian oleh Peter M. Blau disebut sebagai intersected social structure dan consolidated social structure.

A. Intersected social structure
Suatu struktur social dinamakan intersected apabila keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang ada bersifat silang – menyilang (interseksi). Sebuah kelompok terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras, agama, dll.
Keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang saling menyilang ( intersected atau cross cutting affiliation ) akan menimbulan terjadinya loyalitas yang juga silang – menyilang ( cross cutting loyalities ).
Interseksi ( Persilangan ) Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok-Kelompok Sosial :
Interaksi merupakan gambaran tentang terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok social tertentu, hal ini terjadi akibat adanya sifat keterbukaan dalam system pelapisan social dan diferensiasi social yang ada dalam masyarakat.
Contohnya adalah orang dari suku Jawa, Madura, Sunda yang masuk menjadi anggota partai A sehingga tergolong pada masyarakat yang berpartisipasi palitik di partai A.





Cross cutting affiliations yang melahirkan cross cutting loyality, selain dapat meredakan konfllik juga dapat digunakan sebagai penyeimbang untuk mencegah terjadinya konflik yang tajam di antara suku – suku bangsa. 
Jadi, konsekuensi perubahan interseksi terhadap diferensial adalah perubahan yang mengarah pada kemajuan dalam segala aspek kehidupan dengan maksud mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih ber- Bhineka Tunggal Ika.

Proses persilangan antarkelompok masyarakat akan memberikan dampak sebagai berikut 
1. Melahirkan perasaan saling memiliki dan tanggung jawab 
2. Mengikat, terhadap tempat atau wadah keanggotaannya 
3. Tetap memilki loyalitas terhadap kelompok sosialnya 
4. Mengecek terjadinya konflik antarkelompok social tersebut 
5. Mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa

B. Consolidated social structure
Struktur social masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter, sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Sebuah kelompok social merupakan wadah orang – orang yang stu ras, satu suku bangsa, atau satu agama

Konsolidasi Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok Sosial
Kata konsolidasi berasal dari bahsa latin consolidation, yang artinya penguatan. Konsolidasi adalah gambaran tentang terjadinya proses memperkuat hubungan, persatuan, atau tumpang tindihnya keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social tertentu akibat adanya sifat keterbukaan dalam system deferensiasi.

Proses Interaksi dan Konsolidasi Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok Sosial :
Proses kehidupan bermasyarakat mulai dari adanya kelompok yang paling kecil yang disebut keluarga. Dari keluarga tersebut auatu kelompok yang disebut Klan. Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui keturunan ayah ( patrilineal ) dan garis keturunan ibu ( matrilineal ) yang menunjukkan adanya integrasi social, seperti kesatuan wilayah, adapt istiadat, hak – hak istimewa. Contohnya adalah perkawinan wanita dari Bali denagn seorang laki – laki dari suku Jawa. Kemudian dalam upacara perkawinan tersebut menggunakan upacara adat dari kedua suku tersebut, sehingga terwujud keserasian dan keharmonisan.





Konsekuensi Konsolidasi dalam Masyarakat Multikultural 
Di dalam masyarakat Indonesia konsolidasi atau konsolidasi atau tumpang tindih keanggotaan dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Orang Bali identik dengan Hindu, orang melayu identik dengan orang Islam, dan orang Minahasa identik dengan Kristen Protestan. Akibat adanya tumpang tindih ( konsolidasi ) keanggotaan ini anggota masyarakat dapat digolongkan menurut suku bangsa sekaligus juga dapat digolongkan menurut agama

Dari contoh diatas, terlihat bahwa terjadi tumpang tindih parameter sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Adanya kelompok social yang berusaha mempertahankan identitas dirinya seperti suku bangsa dan agama ini dinamakan primoordialisme.
Primordialisme yang terbentuk ini dapat berdampa positif dan negative. Apabila primordialisme itu diarahkan untuk memelihara kekerabatan serta budaya daerah dalam menunjang persatuan bangsa dan terpeliharanya kebudayaan nasional bangsa maka primordialisme dikatakan berdampak positif.

Primordialisme juga dapat bersifat negative jika primordialisme melahirkan sikap rasialisme, sukuisme, dan primordialisme ekstrimisme sehingga akan mengganggu dan memudarkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Adanya primordialisme sebagaimana diuraikan diatas, juga mendorong lahirnya berbagai organisasi social politik, diantaranya adalah Partai Nasional Indoneaia ( PNI ), Majelis Syura Muslim Indonesia ( Masyumi ). Di samping itu ada pula organisasi – organisasi lainnya yang bersifat kedaerahan, antara lain Jong Java, Jong Sumatera Bond, dll.

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsekwensi perubahan konsolidasi terhadap diferensiasi social pada masa lalu hanya sekedar untuk mengikat persatuan bagi kepentingan kelompok atau kepentingan tertentu. Sedangkan masa sekarang konsolidasi mengikat persatuan untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan Negara di segala bidang.

VI. Masalah Perkembangan Kelompok Sosial 

1. Primordialisme 
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku – suku bangsa.
Latar belakang timbulnya primordialisme antara lain sebagai berikut 
Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada ras, suku bangsa, daerah asal, dan agama.
Ingin mempertahankan keunggulan kelompok atau komunitas dari ancaman luar.
Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi karena keterkaitann dengan system keyakinan, misalnya nilai keagamaan dan falsafah hidup di dalamnya.

Dampak negative dari primordialisme antara lain
1. Menghambat hubungan antarbangsa 
2. Menghambat proses asimilasi dan integrasi 
3. Mengurangi bahkan menghilangkan objektivitas ilmu pengetahuan.
4. Penyebab terjadinya diskriminasi ( perbedaan secara sengaja terhadap) golongan tertentu yang didasarkan pada ras, agama, mayoritas, dan minoritas masyarakat ).
5. Merupakan kekuatan terpendam ( potensi ) terjadinya konflik antara suku suku bangsa.
Sedangkan dampak sisi positif primordialiisme antara lain sebagai berikut 
1. Meneguhkan cinta tanah air
2. Mempertinggi kesetiaan terhadap bangsa 
3. Mempertinggi semangat patriotisme 
4. Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya 


2. Etnosentris 
Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling baik.

Dampak negatifyang lebih luas dari sikap etnosentris lainnya, yaitu :
• Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan 
• Menghammbat pertukaran budaya 
• Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda 
• Memecu timbulnya konflik social

Bukti adanya sikap Etnosentris adalah hamper setiap individu merasa bahwa kebudayaan yang paling baik dan lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan lainnya. Misalnya, sebagai berikut :
Bangsa Amerika angga akan kekayaan materinya.
Bangsa Prancis bangga akan bahasanya 
Bnagsa Italy bangga akan musiknya 

3. Pengertian aliran politik 
Politik aliran berasal dari kata pliyik dan aliran, politik artinya segala urisan dan tindakan ( kebijakan dan siasat ) mengenai pemerintahan Negara. Sedangkan aliran, artinya haluan, pendapat, paham politik, dan pandangan hidup.
Jadi politik aliran adalah sebagai suatu kebijakan atau siasat yang dijadikan haluan, paham politik, atau pandangan hidup oleh suatu orang atau kelompok masyarakat.

Proses Perkembangan Politik Aliran 
Perkembangan kehidupan politik (system politik) sebagai konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk (diferensiasi social) dan pelapisan social (stratifikasi social) disamping proses–proses social yang lain.

Perkembangan Politik Aliran di Indonesia
Adanya politik aliran pada masa lalu yang bersifat primordial antara lain terlihat seperti, adanya Partai Nasonal Indonesia ( PNI ), Persatuan Rakyat Marheni Indonesia ( PERMAI ), Partai Buruh Indonesia ( PBI ), dll.

Read more ►
 

Copyright © doraemon_blog { diaheka } Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger